Selasa, 20 Oktober 2015

Kepala Sekolah Dengan 4M



Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan
4 M
   (Mempengaruhi, Menggerakkan, Mengembangkan, dan Memberdayakan)
           
            Empat M yang harus diimplementasikan oleh seorang pemimpin.
            Saya dalam hal ini sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah mencoba memaparkan pemikran berkaitan dengan 4 M tersebut, dengan harapan ada manfaatnya bagi
            saya sendiri maupun bagi rekan-rekan seprofesi yang barangkali mau membaca paparan ini.

  1. Mampu MEMPENGARUHI
Salah satu ranah dari 3 ranah dalam dunia pendidikan yaitu ranah afektif. Ranah afektif  berhubungan dengan pendidikan sikap, dalam hal ini guru harus mampu memberikan keteladanan prilaku kepada siswa agar siswa berprilaku atau berkepribadian baik. Apa konteknya ranah afektif dengan seorang pemimpin yang harus mampu memberikan  pengaruh terhadap lingkungan kerjanya dan atau mempengaruhi siapa yang dipimpinnya?
Rosulullah SAW telah  memberikan keteladanan kepada seluruh umatnya bahwa dalam mengabdikan dirinya sebagai pemimpin selalu dengan mengamalkan 4 sifat yaitu sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tableg (mampu mengarahkan), dan fatonah (cerdas). Bila seorang pemimpin dapat mengamalkan ke empat sifat tersebut dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya sehari-hari maka Insya Allah akan berdampak positif terhadap lingkungan kerjanya. Sesuai contoh dari Rosululloh SAW maka bila seorang pemimpin ingin mencapai sukses maka ke 4 sifat itulah harus menjadi modal utama. Bila satu sifat saja tidak diamalkan oleh seorang pemimpin  misalnya dia tidak bersikap jujur, maka akan sangat tidak baik dampaknya terhadap mitra-mitra kerjanya dan secara kesluruhan terhadap  lingkungan kerjanya. Ketidak jujuran seorang pemimpin salah satunya akan mengakibatkankan keretakan harmonisasi kerja di dalam. Pemimpin yang tidak jujur akan mencelakakan dirinya sendiri. Pemimpin yang tidak jujur bisa ditendang oleh orang-orang yang dipimpinnya, dan bersiap-siap pula mendapat hukuman dari Yang Maha Kuasa.
Sebaliknya seorang pemimpin yang bersikap jujur maka itu adalah cerminan kepribadian yang berakhlak mulia. Pemimin yang jujur salah satu tindakan dalam kepemimpinannya akan selalu memelihara musyawarah. Dengan musyawarah  akan menghasilkan kebijakan partisifatif, transfaran dan atau terbuka dalam pertanggungjawaban. Dengan kejujuran integritas seorang pemimpin akan tetap kuat.
Seorang pemimpin juga harus cerdas. Cerdas perencanaan, cerdas  implementasi, cerdas evaluasi, dan cerdas pula dalam menganalisa.
Pemimpin yang cerdas juga akan mampu berimajinasi, berinovasi dalam merealisasikan berbagai program kerja. Imajinasi dan inovasi akan sangat berpengaruh positif terhadap lingkungan kerja.

  1. Mampu MENGGERAKKAN
Empat sifat Rosulullah yang  diteladani oleh siapapun yang menjadi pemimpin  maka dengan khusnul yakin akan berdampak positif dalam menggerakkan lingkungan kerja yang dipimpinnya. Bergerak dengan dinamis, harmonis, dan kontinyu, sehingga gerakan partisipatif pun dengan sendirinya akan berkesinambungan dan terpelihara. Apabila ada kendala, tantangan, kesulitan dalam mengimplementasikan berbagai program kerja maka secara bersama-sama akan bergerak mengatasinya.
Seorang pemimpin yang amanah dalam menggerakkan partnernya, mengggerakkan lingkungan kerjanya, akan selalu memelihara azas musyawarah  mufakat. Ada pemimpin maka pasti ada yang dipimpin, dan seorang pemimpin yang bijak tidak akan menganggap bahwa yang dipimpinnya adalah suatu objek yang bisa diperlakukan semena-mena. Dengan menjungjung tinggi azas musyawarah maka itu merupakan salah satu modal utama dari seorang pemimpin dalam menggerakan lingkungan kerjanya yang harmonis. Bukan pemimpin yang amanah bila tidak menegakkan aturan-aturan yang ada. Demikian juga apa yang telah disampaikan di atas bahwa kejujuran, dan kecerdasan seorang pemimpin menjadi modal utama juga dalam menggerakkan lingkungan kerja yang dipimpinnya. Kejujuran akan berpengaruh terhadap kepercayaan dari lingkungan  yang dipimpinnya, kecerdasan akan berpengaruh terhadap progres keberhasilan dalam mengimplementasikan program-program kerja.

  1. Mampu MENGEMBANGKAN
Seperti diuaraikan di atas kecerdasan seorang pemimpin akan berpengaruh terhadap berbagai kemajuan dalam lingkungan kerjanya.
Sumber daya dan atau potensi yang ada dalam suatu lingkungan kerja bila tidak ingin berjalan di tempat atau terjadi kemunduran maka sumber daya itu harus dikembangkan. Tindakan seorang pemimpin dalam menggerakkan lingkungan kerjanya salah satunya adalah mengembangkan potensi atau mengembangkan sumber daya yang ada di lingkungan kerja itu.
Evaluasi diri dari berbagai aspek pekerjaan yang dilakukan seorang pemimpin bersama mitra-mitra kerjanya merupakan langkah awal untuk mengetahui potensi apa yang harus segera dikembangkan. Pengembangan sumber daya atau pengembangan potensi harus melalui perencanaan yang terukur, dapat diawasi, dievaluasi, dan akhirnya secara kesuluruhan dapat dipertanggungjawabkan hasil pengembangannya
Adanya pengembangan harus dibuktikan dengan progres. Artinya bukan pengembangan bila tidak ada peningkatan, baik peningkatan kinerja maupun peningkatan hasil kinerja. Adanya pengembangan baik pengembangan pribadi-pribadi pegawainya maupun pengembangan-pengembangan lingkungan kerjanya, akan berdampak adanya perubahan. Perubahan warna dan atau perubahan situasi dan kondisi,  perubahan partisipasi, dan  mungkin juga termasuk perubahan kebijakan.

  1. Mampu MEMBERDAYAKAN
Suatu benda yang sudah rusak bila diperbaiki akan dapat berpungsi kembali atau dapat diberdayakan lagi, apalagi benda hidup atau mahluk hidup.
Berbagai sumber daya atau berbagai potensi yang ada di suatu lingkungan kerja jelas harus diberdayakan. Apa artinya sumber daya bila tidak berdaya guna. Seorang pemimpin tentunya harus mampu memberdayakan sumber daya yang ada. Menurut saya kegiatan mengembangkan merupakan tindak lanjut dari memberdayakan sumber daya.
Tindakan memberdayakan sumber daya harus menghasilkan sesuatu yang konkrit (dapat dilihat dan dapat dirasakan manfaatnya). Tindakan meberdayakan agar efektif dan efisien harus pula dilakukan secara prosedural yatu diawali dari perencanaan yang baik.
Baik tindakan mengembangkan maupun tindakan memberdayakan harus dilakukan secara kontinyu sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman yang ada apalagi memberdayakan sumber daya manusia atau dalam hal ini karyawan (pegawai).
Seorang pemimpin yang mampu memberdayakan dan sekaligus mengembangkan sumber daya yang ada secara berkelanjutan maka pemimpin tersebut berati memiliki kemampuan dalam  merealisasikan mimpi baiknya, merealisasikan harapan dan tuntutan, serta mampu mengikuti perubahan-perubahan  yang ada.

HANYA ALLAH YANG MAHA TAHU
Teori terkadang mudah dikatakan (mudah disampaikan) namun terkadang tak mudah direalisasikannya.
Ora et Labora, hanya kepada-Nya kita selalu meminta bimbingan, taofek dan hidayah dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.


Abah H. Kusnadi
01 Nopember 2015/setelah mutasi   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar